Gubernur Jawa Barat Imbau Sekolah Mengganti Ruang Kelas Genteng Bocor dan Untuk Mengecat Ruang Sekolah

Hari Pers Nasional 2025

Hari Pers Nasional 2025
Anita Rosmala

Advertisement

Gubernur Jawa Barat Imbau Sekolah Mengganti Ruang Kelas Genteng Bocor dan Untuk Mengecat Ruang Sekolah

Senin, 03 Maret 2025

Gubernur Jawa Barat Imbau Siswa Sekolah untuk Mengecat Ruang Kelas dan Ganti Genteng Bocor, Dedi Mulyadi Sebut Bagian dari Pembelajaran








arnews626@gmail.com

www.arnewsonline.com - BOGOR || Senin 03/02/2025. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mendengarkan penjelasan kondisi sekolah yang diberitakan oleh Kepala Sekolah SMAN 3 Purwakarta, Asep S


"Kang Dedi Mulyadi dalam tayangan YouTube pernah ada, menanyakan mengenai Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) per siswa yang diterima di Purwakarta.


Asep S. Menuturkan Dana yang diterima mencapai Rp1,6 juta per tahun.


"Dana tersebut murni untuk operasional seperti, alat tulis, listrik, pemeliharaan ringan, spp, dan sebagainya," jelasnya.



Walau mendapat dana BOS, Asep S mengungkapkan, dana tersebut belum ideal untuk menutupi biaya kebutuhan siswa.


"Biaya operasional tersebut belum cukup, idealnya per siswa seharusnya Rp3.000.000 sampai Rp 4 juta per tahun," tuturnya.


Asep juga menjelaskan kepada Dedi Mulyadi, selain mendapat bantuan BOS ada juga bantuan Biaya Operasional Pendidikan Daerah (BOPD).


"Dari provinsi mendapat dana BOPD Rp1,2 juta. Total keseluruhan menjadi Rp2,8 juta," ungkapnya.


Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat mempertanyakan biaya pemeliharaan sekolah seperti mengecat kelas dan atap yang bocor.


Ia menuturkan, jika sekolah kurang nyaman dan membuat tidak nyaman, maka siswa bisa mengecat bersama murid lainnya.









Hal ini juga ditegaskan di akun media sosial pribadi miliknya, @dedimulyadi71.


"Apabila kelasnya kusam dan kemudian membuat siswa tidak nyaman, bisa saja kelas itu, pengecatannya dilakukan secara bersama-sama oleh siswa," tutur Dedi.


Ia menjelaskan, kegiatan siswa mengecat ruang kelas bisa juga dikategorikan sebagai pelajaran seni lukis.


"Siswa-siswa bisa digerakkan, melukisnya di ruang kelas menggunakan cat, sehingga kelasnya tertata estetik," sebut mantan Bupati Purwakarta ini.


Atau, ia melanjutkan, setiap siswa diberikan batas garis, sehingga siswa bisa melakukan pengecatan estetika sesuai dengan warna yang disukai.


"Ini adalah bagian dari kegiatan pendidikan, yang melahirkan nilai produktifitas bagi lingkungan kelas," tutur Dedi.


Selain itu, ia juga memaparkan terkait genteng bocor di ruang kelas.


"Jika yang bocor hanya satu genteng, kan tidak harus diproyekan, menunggu ruang kelas rusak parah karena hujan," ungkap Dedi.


Ia menyebutkan, siswa bisa mengganti genteng sendiri.


"Satu genteng kelas tidak artinya dibanding uang jajan siswa yang dibelanjakan setiap hari," jelas Dedi.


Hal ini, ia melanjutkan merupakan bagian dari pendidikan, anak-anak mencintai ruang kelasnya.


"Ruangan tempat ia menimba ilmu, yang akhirnya ruang kelas menjadi rumah sendiri. Ini adalah merupakan bagian dari karakter," papar Politisi Gerindra tersebut.


Ia menjabarkan, alasannya mengimbau hal tersebut, karena ruang kelas harus menjadi bagian dari siswa.


"Siswa dapat menata ruang kelasnya sendiri dan siswa juga boleh bahkan harus apabila ruangannya bocor, mengganti satu atau dua genteng secara bersama-sama," pungkas Dedi Mulyadi.










arnews626@gmail.com

Redaksi